Transformasi Hijau TOBA Tembus Puncak Pendapatan dari Waste Management

Rabu, 05 November 2025 | 08:27:00 WIB
Transformasi Hijau TOBA Tembus Puncak Pendapatan dari Waste Management

JAKARTA - Perjalanan transformasi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menuju perusahaan hijau kini menunjukkan hasil nyata. Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, menyebut tahun 2025 sebagai momentum penting memperkuat fondasi bisnis hijau.

Segmen pengelolaan limbah atau waste management menjadi penyumbang pendapatan terbesar, sekitar 39% dari total pendapatan. Pendapatan segmen ini melonjak 1.048% dibandingkan tahun sebelumnya, menandai fase konsolidasi yang matang pasca-divestasi dua PLTU di awal tahun.

Pada Kuartal III-2025, TOBA mencatat pendapatan sebesar US$ 288,17 juta. Dari jumlah tersebut, pendapatan pengelolaan limbah mencapai US$ 111,92 juta.

Ekspansi Bisnis Waste Management

Bisnis pengelolaan limbah TOBA dilakukan melalui Cora Environment, sebelumnya Sembcorp Environment. Cora kini mengelola hampir satu juta ton limbah per tahun dengan lebih dari 700 tenaga kerja dan 300 armada operasional di Singapura dan Indonesia.

Cora menjadi ujung tombak ekspansi regional dengan rencana investasi lebih dari S$ 200 juta dalam lima tahun ke depan. Ekspansi ini ditujukan untuk memperkuat jaringan pengelolaan limbah di Asia Tenggara.

Selain Cora, pengolahan limbah juga dijalankan melalui Asia Medical Enviro Services (AMES) dan ARAH Environmental. Kedua perusahaan fokus pada pengelolaan limbah medis di Singapura dan Indonesia.

Pilar Lain: Kendaraan Listrik dan Energi Terbarukan

TOBA juga memperkuat pilar kendaraan listrik melalui Electrum. Hingga September 2025, lebih dari 6.400 unit motor listrik beroperasi dengan dukungan 364 stasiun penukaran baterai, tumbuh masing-masing dua kali lipat dan 54% year on year.

Ekspansi kendaraan listrik berhasil mengurangi 25 ton CO2 per hari. Sementara itu, sektor energi bersih juga menunjukkan kemajuan, seperti PLTMH Sumber Jaya berkapasitas 6 MW di Lampung yang beroperasi penuh sejak Januari 2025.

Proyek PLTS Terapung Tembesi di Batam berkapasitas 46 MWp juga menunjukkan progres konstruksi signifikan. Target commercial operation date (COD) ditetapkan pada pertengahan 2026, sementara pipeline proyek energi hijau hingga 2030 menembus kapasitas 370 MW.

Transformasi Strategis dan Prospek Masa Depan

Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, menilai fokus TBS pada pengelolaan limbah dan kendaraan listrik sebagai strategi realistis menghadapi penurunan daya tarik sektor batu bara. “Model bisnis TBS kini bergerak di jalur yang lebih future-proof. Mereka tidak lagi bergantung pada siklus komoditas, tetapi pada recurring revenue yang berbasis layanan dan keberlanjutan,” jelasnya.

Transformasi TBS mencakup tiga fondasi strategis: waste management, EV ecosystem, dan renewable energy. Semua pilar ini mendukung target netral karbon tahun 2030 dan memperkuat posisi TOBA sebagai pionir korporasi berorientasi hijau.

Dengan kas kuat sebesar US$ 89 juta dan struktur utang sehat dengan debt to equity ratio di bawah dua kali, TOBA memiliki kapasitas ekspansi luas tanpa membebani neraca. Proyek terbarukan yang konsisten diimplementasikan memperkuat valuasi perusahaan di mata investor ESG.

Leo menambahkan bahwa langkah TBS menutup masa lalu berbasis batu bara dan membuka tiga pilar baru menunjukkan contoh transformasi progresif. “Jika strategi ini konsisten, valuasi pasar TBS bisa mencerminkan premium ESG di masa depan,” ujarnya.

Transformasi TBS Energi Utama tidak hanya mengubah model bisnis tetapi juga menegaskan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan efisiensi energi. Dengan pilar waste management, kendaraan listrik, dan energi terbarukan, TOBA menjadi salah satu pelopor korporasi hijau di Indonesia.

Kinerja kuartal III-2025 menegaskan bahwa bisnis hijau tidak hanya simbolik, tetapi memberikan kontribusi signifikan pada pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang. TOBA kini siap memperluas ekspansi regional dan nasional dengan fondasi bisnis yang lebih kuat, adaptif, dan berkelanjutan.

Terkini