Bank Mandiri Genjot Belanja Teknologi Rp 3 Triliun untuk Perkuat Ekosistem Digital

Rabu, 05 November 2025 | 09:08:06 WIB
Bank Mandiri Genjot Belanja Teknologi Rp 3 Triliun untuk Perkuat Ekosistem Digital

JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus menegaskan posisinya sebagai pelopor transformasi digital di industri perbankan nasional. Hingga akhir kuartal ketiga tahun 2025, sekitar 70% dari total anggaran belanja modal teknologi informasi (IT) senilai Rp 3 triliun telah direalisasikan untuk memperkuat infrastruktur digital dan mendukung efisiensi bisnis.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa belanja modal tersebut difokuskan untuk membangun fondasi teknologi yang tangguh, modern, dan berorientasi pada kebutuhan nasabah. “Fokus utama penggunaan modal ini mencakup pengembangan platform digital, peningkatan kapabilitas teknologi, serta penguatan sistem keamanan IT,” ujarnya dalam paparan kinerja perseroan baru-baru ini.

Menurut Novita, investasi besar pada sektor digital menjadi langkah strategis agar Bank Mandiri tetap kompetitif di tengah pesatnya perkembangan layanan keuangan berbasis teknologi. Penguatan sistem keamanan juga menjadi prioritas, mengingat risiko siber yang terus meningkat seiring digitalisasi layanan perbankan.

Fokus pada Tiga Pilar Transformasi Teknologi

Menjelang penghujung tahun, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk memperluas integrasi digital di seluruh lini bisnis. Upaya ini dilakukan tidak hanya untuk mempercepat layanan kepada nasabah, tetapi juga memperkuat daya saing di segmen wholesale dan retail.

Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus pengembangan teknologi informasi perseroan. Pertama, memperkuat Kopra by Mandiri, solusi digital end-to-end yang diciptakan untuk nasabah korporasi dalam mengelola transaksi secara efisien dan real-time.

Kedua, pengembangan Livin’ by Mandiri dan Livin’ Merchant akan terus diperluas untuk menjangkau segmen ritel dan pelaku UMKM. Kedua aplikasi tersebut telah menjadi tulang punggung digitalisasi layanan finansial Bank Mandiri bagi masyarakat luas.

Ketiga, dari sisi infrastruktur IT, Bank Mandiri menerapkan empat pilar utama, yaitu reliability, availability, scalability, dan security (RAS). Empat aspek ini menjadi fondasi untuk memastikan sistem digital Bank Mandiri beroperasi dengan andal, cepat, serta aman bagi seluruh pengguna.

Novita menekankan bahwa penerapan pilar RAS bukan hanya bertujuan menjaga kestabilan sistem, tetapi juga memastikan kelancaran transaksi nasabah. “Kami ingin memastikan sistem kami tangguh dan mampu mendukung aktivitas digital nasabah tanpa gangguan,” jelasnya.

Kontribusi Digital terhadap Pendapatan Nonbunga

Transformasi digital yang dijalankan Bank Mandiri tidak hanya memperkuat operasional, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kinerja keuangan. Hingga kuartal ketiga 2025, pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari layanan digital tumbuh 13,3% secara tahunan.

Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan volume transaksi serta peningkatan jumlah pengguna aktif di platform Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri. Kedua platform ini kini menjadi motor utama pertumbuhan pendapatan nonbunga Bank Mandiri, sekaligus mempertegas peran digital sebagai pilar bisnis yang berkelanjutan.

Novita menjelaskan, sinergi antar kanal digital menjadi kunci akselerasi pertumbuhan fee based income. “Kami optimistis tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut seiring ekspansi akuisisi pengguna baru, penguatan kapabilitas digital, dan integrasi antar kanal seperti Livin’, Livin’ Merchant, dan Kopra,” ungkapnya.

Dengan semakin banyaknya pengguna digital aktif, Bank Mandiri juga berhasil memperkuat ekosistem layanan keuangan yang terhubung lintas segmen. Hal ini menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk memperluas basis pendapatan di luar bunga pinjaman tradisional.

Kopra dan Livin’ Jadi Motor Digitalisasi Bank Mandiri

Platform Kopra by Mandiri menjadi tulang punggung digitalisasi bagi nasabah korporasi. Solusi ini memungkinkan perusahaan mengelola arus kas, pembayaran, dan likuiditas dengan lebih efisien melalui satu sistem terintegrasi.

Sementara itu, Livin’ by Mandiri terus berkembang menjadi superapp perbankan ritel dengan berbagai fitur transaksi dan layanan keuangan digital. Penambahan fitur-fitur baru, termasuk integrasi dengan Livin’ Merchant, memperkuat posisi Bank Mandiri di segmen retail digital banking.

Dengan dua ekosistem besar tersebut, Bank Mandiri berhasil menciptakan pengalaman nasabah yang menyeluruh, dari skala individu hingga korporasi besar. Transformasi digital yang dilakukan tidak hanya meningkatkan kenyamanan nasabah, tetapi juga mendorong efisiensi biaya operasional dan waktu transaksi.

Novita menuturkan, pengembangan aplikasi-aplikasi digital ini akan terus dilakukan secara berkesinambungan untuk menyesuaikan kebutuhan pasar. “Kami terus berinovasi untuk memastikan layanan kami selalu relevan dan berdaya saing di tengah dinamika industri keuangan digital,” ujarnya.

Belanja Teknologi Jadi Investasi Jangka Panjang

Dengan realisasi 70% dari total anggaran IT senilai Rp 3 triliun hingga kuartal ketiga 2025, Bank Mandiri menegaskan komitmennya terhadap investasi jangka panjang di bidang teknologi. Anggaran tersebut diarahkan untuk memperkuat infrastruktur IT, mendukung pengembangan aplikasi baru, serta meningkatkan sistem keamanan data.

Novita menegaskan, fokus belanja IT bukan sekadar untuk modernisasi, tetapi untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan nonbunga dan meningkatkan daya saing bisnis. “Fokus belanja IT kami akan tetap diarahkan pada peningkatan kapabilitas digital yang mampu mendukung pertumbuhan fee based income,” tegasnya.

Pihaknya juga memastikan bahwa investasi yang digelontorkan memiliki dampak langsung terhadap efisiensi operasional dan pengalaman nasabah. Dengan sistem digital yang terintegrasi dan aman, Bank Mandiri berharap dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan digital.

Inovasi dan Keamanan Jadi Prioritas 2025

Bank Mandiri terus memperkuat keamanan siber sebagai bagian dari transformasi digital yang berkelanjutan. Penguatan sistem dilakukan untuk mencegah potensi risiko siber dan melindungi data nasabah dari ancaman kejahatan digital.

Selain itu, inovasi menjadi fokus utama dalam setiap pengembangan layanan digital. Bank Mandiri menilai bahwa keberhasilan digitalisasi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemampuan adaptasi dan inovasi yang responsif terhadap kebutuhan pasar.

Dengan langkah strategis tersebut, Bank Mandiri optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai bank dengan ekosistem digital paling lengkap di Indonesia. Inisiatif digital yang agresif diyakini akan membawa pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan di tahun-tahun mendatang.

Terkini