Waskita Karya

Waskita Karya Percepat Pembangunan Papua Tengah, Jalan Baru Kurangi Waktu Tempuh Nabire–Manokwari

Waskita Karya Percepat Pembangunan Papua Tengah, Jalan Baru Kurangi Waktu Tempuh Nabire–Manokwari
Waskita Karya Percepat Pembangunan Papua Tengah, Jalan Baru Kurangi Waktu Tempuh Nabire–Manokwari

JAKARTA - Pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia kembali mendapat perhatian serius dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Melalui penyelesaian Jalan Kwatisore–Kampung Muri di Papua Tengah, perusahaan pelat merah ini menegaskan komitmennya dalam memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Proyek strategis ini tidak hanya membuka akses bagi masyarakat di kawasan pedalaman Papua, tetapi juga menjadi simbol nyata dukungan terhadap percepatan pembangunan sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah pusat. Jalan tersebut kini sudah beroperasi sejak 2024 dan memberikan manfaat signifikan bagi warga di sekitar Nabire dan Manokwari.

Jalan Kwatisore–Kampung Muri: Penghubung Baru Papua Tengah

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa pembangunan Jalan Kwatisore–Kampung Muri merupakan bagian dari jaringan besar Jalan Trans Papua. Dengan nilai proyek mencapai Rp138,2 miliar, pembangunan ini memiliki fungsi vital untuk mempercepat mobilitas masyarakat dan logistik antarwilayah.

Sebelum proyek ini beroperasi, perjalanan dari Nabire menuju Manokwari bisa memakan waktu hingga 36 jam. Kini, setelah jalan dibangun dan diresmikan, waktu tempuh tersebut berkurang drastis menjadi hanya sekitar 14 jam. Hal ini membuktikan bahwa infrastruktur yang memadai mampu memangkas kesenjangan antarwilayah di Papua.

“Jalan Kwatisore–Kampung Muri merupakan bentuk dukungan Perseroan terhadap Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua Tahun 2022–2041. Pengerjaan proyek ini menjadi wujud upaya Waskita Karya dalam mendorong pemerataan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua,” ujar Ermy.

Pembangunan untuk Pemerataan dan Kesejahteraan

Menurut Ermy, konektivitas antardaerah merupakan faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur jalan tidak hanya memudahkan pergerakan manusia, tetapi juga memperlancar distribusi barang, layanan pendidikan, kesehatan, hingga bahan pangan. Dengan demikian, pembangunan jalan di Papua bukan sekadar proyek fisik, melainkan juga investasi jangka panjang bagi kesejahteraan sosial.

Sebelum adanya proyek ini, masyarakat di Kwatisore hanya bisa menuju Nabire melalui jalur laut. Jalur darat sebelumnya sangat terbatas dan sulit dilalui karena kondisi geografis yang ekstrem serta infrastruktur yang belum memadai. Kini, warga dapat menempuh perjalanan melalui jalur darat dengan lebih cepat, aman, dan efisien.

“Dengan adanya jalan ini, penduduk Kwatisore kini bisa menempuh jalur darat menuju Nabire. Sebelumnya mereka harus melalui laut, karena kondisi jalan darat belum memungkinkan,” tutur Ermy menegaskan.

Tantangan Medan dan Inovasi Pembangunan

Proyek sepanjang 16,38 kilometer ini memiliki tantangan tersendiri, sebab sebagian besar jalur berada di tengah hutan lebat dan medan sulit. Akses menuju lokasi proyek terbatas, sementara pengiriman material harus melewati rute yang panjang dan tidak selalu bisa dilalui kendaraan besar.

Meskipun menghadapi hambatan logistik, Waskita Karya tetap mengedepankan kualitas pekerjaan. Perusahaan juga menerapkan konsep green construction yang ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitar area proyek.

“Dalam pengerjaannya, Waskita Karya selalu mengedepankan kualitas meski pengiriman material cukup menantang, karena proyek ini berada di tengah hutan. Kami juga menerapkan green construction demi menjaga keseimbangan alam,” ujar Ermy menjelaskan.

Teknologi dan Inovasi Konstruksi

Guna mempercepat proses pembangunan tanpa mengorbankan kualitas, Waskita Karya memperkenalkan inovasi teknologi konstruksi. Salah satu terobosan yang digunakan adalah penerapan metode box precast pada struktur saluran penyeberangan (crossing).

Metode ini terbukti efisien dalam mempercepat proses pemasangan dan meningkatkan ketahanan struktur terhadap kondisi tanah Papua yang khas. “Inovasi box precast ini merupakan yang pertama diterapkan di wilayah Papua Tengah, dan hasilnya sangat efektif untuk mempercepat pekerjaan lapangan,” jelas Ermy.

Melalui pendekatan teknologi tersebut, proyek dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memenuhi standar tinggi. Penggunaan material lokal juga dioptimalkan agar pembangunan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar proyek.

Dampak Ekonomi dan Sosial Bagi Warga Papua

Keberadaan jalan baru ini bukan hanya mempercepat perjalanan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Papua. Jalur darat yang lebih singkat memungkinkan distribusi barang dan jasa dilakukan dengan biaya lebih rendah. Hal ini berdampak langsung terhadap harga kebutuhan pokok yang kini lebih terjangkau.

Waskita Karya mencatat, proyek ini telah menciptakan lapangan kerja bagi ratusan tenaga lokal selama masa pembangunan. Selain itu, akses ke layanan publik seperti rumah sakit, sekolah, dan pasar kini semakin mudah dijangkau.

“Kami merasa bangga dapat ikut membangun jalan yang berfungsi membuka keterisolasian daerah ini. Kini pengiriman barang dan jasa lebih mudah, sehingga berpotensi menggerakkan perekonomian lokal,” tutur Ermy dengan optimis.

Berikut dampak utama pembangunan Jalan Kwatisore–Kampung Muri terhadap masyarakat Papua:

Aspek DampakSebelum ProyekSesudah Proyek
Waktu tempuh Nabire–Manokwari36 jam14 jam
Akses transportasi KwatisoreJalur lautJalur darat
Biaya logistikTinggiLebih efisien
Lapangan kerjaTerbatasRatusan tenaga lokal terserap
Mobilitas wargaTerhambatLebih lancar dan cepat

Dukungan terhadap Program Nasional dan Daerah 3T

Keberhasilan proyek ini juga sejalan dengan komitmen Waskita Karya untuk terus berkontribusi dalam pemerataan pembangunan nasional, khususnya di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). Pembangunan infrastruktur di kawasan 3T menjadi prioritas karena berpengaruh langsung pada kesejahteraan dan inklusivitas sosial.

Sebagai perusahaan yang telah berpengalaman lebih dari enam dekade, Waskita Karya menjadikan dukungan terhadap program pemerintah sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan profesionalisme perusahaan. “Sebagai BUMN konstruksi yang berpengalaman lebih dari 64 tahun, mendukung seluruh program pemerintah menjadi prioritas kami,” ujar Ermy menutup keterangannya.

Komitmen Waskita Karya untuk Masa Depan Papua

Pembangunan Jalan Kwatisore–Kampung Muri menjadi bukti konkret bahwa upaya membangun Papua tidak hanya berhenti pada janji, tetapi diwujudkan melalui infrastruktur nyata. Jalan ini menjadi simbol kemajuan, harapan, dan semangat kebersamaan antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat lokal.

Waskita Karya berkomitmen melanjutkan proyek-proyek strategis lain di Papua yang berorientasi pada konektivitas, keberlanjutan, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan hadirnya jalan baru ini, Papua Tengah kini tidak lagi terisolasi, melainkan terbuka menuju masa depan yang lebih maju dan sejahtera.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index